Kamis, 29 Desember 2011

Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

A.  Sistem Ekonomi: Produksi, Distribusi dan Konsumsi

1.   Produksi
1.1 Pengertian Produksi
      Kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kegunaannya.

1.2 Pembagian Bidang Produksi
      -Ekstraktif: Memungut langsung hasil alam seperti perikanan, laut dan pertambangan.
      -Agraris: Mengolah tanah untuk memelihara tumbuh-tumbuhan dan hewan seperti pertanian dan peternakan.
      -Industri: Kerajinan, perakitan, perbaikan seperti mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau   jadi.
      -Perdagangan: Semua kegiatan jual-beli, mencakup kegiatan membeli untuk kemudian dijualnya.
      -Jasa: Kegiatan penyediaan sarana jasa seperti transportasi, asuransi, perhotelan, pergudangan, perbankan, dsb.

Jenis produksi yang diusahakan manusia berkembang melalui beberapa tahap, yang dalam sejarah perekonomian dibagi menjadi 3:
- Tahap Primer (Ekstraktif dan Agraris).
- Tahap Sekunder (Industri dan Perdagangan).
- Tahap Tersier (Jasa).

1.3     Faktor Produksi
1.3.1. Faktor Alam, meliputi semua sumber yang disediakan oleh alam dengan tanpa usaha dan kerja manusia. Faktor ini harus ada dalam setiap proses produksi.
Sifat-sifat sumber alam:
- Penyebarannya tidak merata.
- Kemampuannya terbatas.
- Bencana alam.

1.3.2.  Faktor Tenaga Kerja, sangat menentukan dalam proses produksi. Menurut jenisnya, dibedakan menjadi Kerja Jasmani dan Kerja Pikiran. Menurut tingkatannya, dibedakan menjadi Teaga Kerja Terdidik, Terlatih, Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.

1.3.3.  Faktor Modal, adalah barang yang digunakan menghasilkan lebih lanjut. Menurut fungsinya, dibedakan modal masyarakat dan modal perorangan. Menurut sifatnya, dibedakan menjadi modal tetap dan modal lancar.

1.3.4.  Faktor Keahlian (Skill), keahlian mengatur produksi menjadi tanggung jawab pimpinan produksi atau pengusaha (pengambilan keputusan tentang tujuan perusahaan, lokasi, pengorganisasian, pemasaran hasil produksi).

2.   Distribusi
2.1 Pengertian Distribusi, Pasar dan Pemasaran
      -Distribusi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Jumlah barang dan atau jasa yang diterima konsumen sangat tergantung pada kebijaksanaan produsen.
      -Pemasaran adalah sama seperti distribusi, hanya saja jumlah barang dan atau jasa sangat tergantung pada konsumen sendiri, karena dipengaruhi oleh kebutuhan dan daya beli konsumen.
      -Pasar adalah tempat terjadinya jual beli.

2.2  Jenis-Jenis Pasar
       Menurut fisiknya, pasar dibagi menjadi:
- Pasar Riil (nyata): pasar dimana penjual dan pembeli benar-benar bertemu.
- Pasar Abstrak:pasar dimana antara penjual dan pembeli belum tentu bertemu.
       Menurut waktu pasar itu diadakan, pasar dibagi menjadi:
- Pasar Harian: pasar yang menjual kebutuhan sehari-hari, orang dapat berbelanja setiap hari.
- Pasar Mingguan:pasar yang diadakan sekali dalam satu minggu pada hari tertentu.
- Pasar Tahunan:pasar yang diadakan sekali dalam setahun.
       Menurut luasnya, pasar dibagi menjadi:
- Pasar Dalam Negeri
- Pasar Luar Negeri
- Pasar Tahunan

2.3  Permintaan dan Penawaran
       Pemintaan adalah jumlah barang yang akan dibeli oleh pembeli pada suatu saat dengan harga tertentu. Hukum Permintaan yaitu jumlah barang yang diminta berbanding terbalik dengan harganya, semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak jumlah yang diminta dan sebaliknya. Hukum permintaan berlaku dengan asumis "ceteris paribus".
       Penawaran adalah jumlah barang yang akan dijual oleh penjual pada suatu saat dengan harga tertentu. Hukum Penawaran yaitu jumlah barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan harganya, makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan/dijual. Hukum penawaran hanya berlaku pada keadaan "ceteris paribus".

2.4  Fungsi-Fungsi Pemasaran
       Adalah semua hal yang harus dilakukan oleh mata rantai pemasaran, sehingga barang-barang dapat disalurkan dari produsen dan konsumen. Fungsi yang harus  dilakukan adalah membeli, menjual, pengangkutan, menyimpan, mengadakan standardisasi, pembelanjaan, mengambil resiko, mengadakan advertensi/iklan.

2.5  Lembaga-Lembaga Pemasaran
       Dibedakan menjadi 2 golongan:
       a. Pedagang, baik yang besar dan kecil/eceran.
       b. Agen

3.   Konsumsi
3.1 Pengertian Konsumsi
      Konsumsi merupakan tindakan mengurangi atau menghabiskan kegunaan barang.

B.   Kemakmuran
       Bagi orang yang biasa berpikir rasional dan eksak, kemakmuran seseorang atau masyarakat diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan barang-barang yang dimiliki atau yang dikuasai untuk memelihara dan menikmati hidupnya.
        Kemakmuran adalah suatu suasana umum dimana setiap orang yang bekerja sungguh-sungguh dengan menggunakan kemampuan yang ada padanya, terjamin akan rumah, sandang dan papannyayang layak buat dia dan keluarganya.
        Kebahagiaan adalah suatu keadaan dimana keinginan-keinginan seseorang atau suatu masyarakt seimbang dengan keadaan materiil atau sosial yang dimiliki atau dikuasainya.


C.   Kemiskinan
       - Sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, seperti pangan, pakaian, papan sebagai tempat berteduh.
       - Sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
       Tolok ukur kemiskinan ada 2yaitu tingkat pendapatan dan kebutuhan relatif. Kemiskinan menurut pendapat umum dikategorikan menjadi:
1. Kemiskinan yang disebabkan aspek badaniah/mental seseorang.
2. Kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam.
3. Kemiskinan buatan.

D.   Ilmu Pengetahuan
       Ilmu pengetahuan merupakan produk kegiatan berpikir manusia. Ilmu pengetahuan memberi makna/manfaat bagi kehidupan manusia bila diletakkan pada tempatnya yang layak. Ilmu pengetahuan dikatakan etis/bermoral adalah harus mengandung nilai yang bermakna, berguna bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan bukan saja mengandung kebenaran-kebenaran tapi juga kebaikan.

E.    Teknologi dan Kemiskinan
       Sebenarnya adalah suatu hal yang kontradiktif. Teknologi diterapkan oleh manusia demi kesejahteraan manusia, untuk memenuhi kebutuhan manusia, artinya menciptakan dan mencarikan kesenangan manusia, melindungi dari malapetaka kelaparan, dari bahaya kekejaman alam dan mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia.
       Kemiskinan adalah kekurangan materi, dikaitkan dalam arti yang lebih luas, yaitu kemiskinan materi, kemiskinan sosial dan kemiskinan spiritual,. Untuk suatu kehidupan yang serasi, ia harus berada  dalam keseimbangan dengan ketiga dunia itu. Acapkali perubahan teknologi sangat cepat sedangkan manusianya sendiri tidak mampu untuk mengimbanginya, sehingga terganggunya keseimbangan materi, sosial dan spritual yang menjadi sebab utama timbulnya kemiskinan dalam arti yang luas.

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

A.  Perbedaan Kepentingan
      Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.
      Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Individu satu berbeda dengan individu lainnya, perbedaan ini disebabkan oleh 2 faktor:
      1. Faktor pembawaan
      2. Faktor lingkungan sosial,
dari kedua faktor itulah menimbulkan perbedaan kepentingan.



B.  Prasangka dan Diskriminasi
     Tindakan ini dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakt.
     Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berfikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka menunjukkan pada aspek sikap.
      Diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.
      Sebab-sebab terjadi prasangka:
Menurut Gordon Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:
1. Pendekatan Historis
    Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah).
2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
    Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
3. Pendekatan Kepribadian
    Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).
4. Pendekatan Fenomenologis
    Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5. Pendekatan Naive
    Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.

C. Ethnosentrisme dan Stereotype
Etnosentrisme:
-Sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri.
-Diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan.

Stereotype:
-Tanggapan dan anggapan jelek.
-Tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.

D. Konflik dalam Kelompok
     Konflik cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik:
1. Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
2. Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.

Cara-cara pemecahan konflik:
1. Elimination
    Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan "kami mengalah", "kami keluar", "kami membentuk kelompok sendiri".
2. Subjugation/Domination
    Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3. Majority Rule
    Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent
    Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise
    Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration
    Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

E. Integrasi Masyarakat dan Nasional
Integrasi Masyarakat
- Adanya kerjasama dari keseluruhan anggota masyarakat, sehingga menghasilkan nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi.
-Terjadi kerjasama, akomodasi, asimilasi dan berkurang sikap prasangka diantara anggota masyarakat secara keseluruhan.

Integrasi Nasional perlu adanya suatu jiwa, suatu azas spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk dari perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dibuat dan bersedia dibuat lagi pada masa depan.

Selasa, 29 November 2011

masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


Pengertian Masyarakat
Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
  1. R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
  2. MJ.Herkovits : masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
  3. J.L.Gilian : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil
  4. S.R.Steinmetz : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
  5. Hasan Sadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.

Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
  1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
  2. telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
  3. adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.

Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
  1. masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
  2. masyarakat merdeka, yagn terbagi dalam :
    1. masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
    2. masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap cirri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
  1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
  2. orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
  3. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
  4. kemungkinan-kemungkinan  untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
  5. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
  6. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
  7. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

Perbedaan desa dan kota
  1. jumlah dan kepadatan penduduk
  2. lingkungan hidup
  3. mata pencaharian
  4. corak kehidupan sosial
  5. stratifikasi sosial
  6. mobilitas sosial
  7. pola interaksi sosial
  8. solidaritas sosial
  9. kedudukan dalam hierarki administrasi nasional

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor, daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatn untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah yang seudah lama berkembang seperti pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah penuh.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
  1. Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
    1. dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
    2. memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
  2. Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
  3. Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
  4. Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
  5. Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota
            Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.

Masyarakat Pedesaan
Yang dimaksud dengan desa  menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya danpengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.. Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :
  1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
  2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
  3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
  1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
  2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
  1. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal  mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya

Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
  1. konflik
  2. kontraversi
  3. kompetisi
  4. kegiatan pada masyarakat pedesaan