Senin, 28 Oktober 2013

Kalimat Efektif




Menyusuri "Jejak Hitam" Nazaruddnin


Rupanya Kasus dugaan suap terhadap sesmenpora Wafid Muharram ibarat kotak pandora bagi kiprah politisi partai demokrat M Nazaruddin. Seiring dengan riuhnya pemberitaan terkait kasus suap tersebut, serangkaian dugaan korupsi pada serangkaian proyek-proyek pemerintahan di sejumlah departemenseperti saling susul mengemukaModusnya, utamanya menggunakan perusahaan-perusahaan liliput miliknya atau kroni untuk menggaet proyek-proyek raksasa. pertanyanya, beranikah komisi pemeberatasan korupsi mengorek sepak terjang Nazaruddin ini ?

Dikutip dari : majalah KONSTAN 110. JUNI 2011

menurut saya ada beberapa kalimat yang kurang effektif pada kutipan diatas diantaranya sudah tebalkan. dan hasilnya seperti di bawah ini.

Seiring dengan pemberitaan [kata riuhnya di hapus] terkait kasus suap tersebut, serangkaian dugaan korupsi pada [kata serangkaian dihapus kareana kata tersebut berulang] proyek-proyek pemerintahan di sejumlah departemen seperti saling bermunculan. [kata saling susul di ganti menjadi saling bermunculan].

modus utamanya [kata modusnya di ganti menjadi modus saja] menggunakan perusahaan - perusahaan liliput [kata miliknya tidak perlu di gunakan karena sudah jelas perusahaan liliput tersebut pastinya milik si koruptor atau kroninya] atau kroni untuk menggaet proyek-proyek raksasa.


Senin, 21 Oktober 2013

kutipan kata-kata dari vicky prasetyo saat wawancara dengan zaskia,

JAKARTA, KOMPAS.com — Gaya bicara Vicky Prasetyo, mantan tunangan penyanyi dangdut Zaskia "Gotik", kini tengah ngetren di media sosial. Vicky alias Hendrianto bin Hermanto menggunakan "kosakata unik" yang terdengar tidak pas di telinga saat wawancara dengan sejumlah pekerja infotainment seusai acara pertunangannya di Hotel Kempinski, Jakarta, Minggu (1/9/2013).

Dalam cuplikan video "C&R" berdurasi 59 detik yang diunggah di media sosial Youtube, Vicky mengenakan jas hitam duduk didampingi Zaskia yang mengenakan kebaya hijau dengan mahkota di kepalanya. Video itu diunggah akun "tv-ri" pada 7 September 2013. Judul videonya "Wawancara Kocak Zaskia Gotik & Vicky Prasetyo yg sok memakai bahasa intelek".

Kepada para pekerja infotainment, Vicky berujar, "Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi karena basically, aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya."
Ia berujar lagi, "Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan."
"Dengan adanya hubungan ini," lanjut Vicky, "bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident."
"Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga..." kata Vicky lagi.
Seusai memberikan keterangan itu, Zaskia berkata mesra kepada Vicky, "Dibeliin rumah ya Pap ya, aku dibeliin rumah ya sayang ya..."
"Nantilah, kita komunikasikan lagi," jawab Vicky.

Akun Rahmat Hidayat berkomentar di laman video itu, "Saya yakin Vicky suka nonton berita politik, mungkin dia dapat adrenalinnya bukan inteligensinya."
Di media sosial Facebook, video Vicky juga ramai disebarkan. Gaya bicaranya bahkan diikuti. Seorang Facebooker, Rusdi Mathari, menulis demikian pada statusnya, "Pembebasan Rasyid Rajasa mempertakut dan mempersuram statusisasi kontroversi hati dan konspirasi kemakmuran kasus Dul. Harmonisasi kasus tidak boleh mengkudeta kita punya keinginan, tapi kita harus menyiasati untuk labil ekonomi; karena usia hukum saat ini, ya twenty nine my age ya."

Dikutip dari : (http://entertainment.kompas.com/read/2013/09/09/1702048/.Kontroversi.Hati.dan.Konspirasi.Kemakmuran.ala.Vicky.Prasetyo)

Setelah saya olah menajdi kalimat yang lebih baik dan EYD yang di maksud oleh vicky dalam kalimat di atas adalah :


"Di usiaku yang ke 29 ini, aku masih merindukan penghargaan, karena pada dasarnya akau senang musik, walaupun di dalam hatiku selalu berdebat untuk mementngkan kepada kerjasama untuk kemakmuran yang kita pilih."

"Kita belajar, kebersamaan dari hal terkecil sampai terbesar. aku pikir kita tidak boleh egois terhadap suatu kepentingan dan hal yang bertentangan dari keinginan kita."

"Dengan adanya hubungan ini, bukan bermaksud untuk menakuti dan bukan juga bermaksud untuk memperburuk situasi keuangan dia, tetapi hal tersebut dapat membuat kita menjadi semakin yakin."

"tapi, kita harus bisa mengakali kecerdasan itu untuk mempertahankan perekonomian (keuangan) hingga lebih baik lagi, sehingga aku sangat bangga"

"Nanti di belikan rumah ya papah (panggilan sayang ke vicky), nanti kita bicarakan lagi" , jawab Vicky

Grafik Komp,& Pengolahan Citra

Tugas Open GL by Fahmi Hermawan

Minggu, 13 Oktober 2013

Artikel Kalimat Kata Baku dan Tak Baku


Istilah kalimat baku muncul seiring dengan mulai diperkenalkannya jargon “berbahasa Indonesia yang baik dan benar”. Jargon itu sudah cukup membuat banyak orang gemetar sehingga memaksanya menanggalkan niatnya untuk bergelut dengan dunia tulis-menulis. Namun, ada juga yang justru melakukan penentangannya, seperti Gerakan Menulis Unkonvesionil yang  digagas mantan tokoh LSM, Martin Siregar, sebab dianggapnya sebagai penghambat potensi seseorang untuk menulis. Kata mereka, “Jika punya niat hendak menulis, ya, tinggal menulis saja jangan pikirkan soal ejaan dan kebakuan.” Saya sering bersetuju dengan pendapat itu, tapi saya juga sering berseberangan sebab saya sering temukan justru ketidaksukaan terhadap jargon itu biasanya didasarkan atas pemahaman yang kurang tepat terhadap arti bahasa yang baik dan bahasa yang benar (kata Indonesianya sengaja saya hilangkan).

Baiklah, kita lupakan itu dahulu. Selanjutnya, saya akan mencoba mengupas kalimat baku.
Pertama, kalimat baku berbeda dengan kata baku. Namun, pada kalimat baku harus diisi oleh kata-kata baku. Untuk mengetahui kebakuan sebuah kata, kita memerlukan bantuan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV Pusat Bahasa. Sesekali cobalah berseluncur dalam kamus, kita akan tercengang bahwa kata yang selama ini kita anggap benar sering di KBBI dianggap tidak baku, atau juga sebaliknya. Kata contek ternyata tidak baku, yang bakunya adalah sontek sehingga jika diberi awalan me-, bukan mencontek, melainkan menyontek.  Demikian juga dengan kata stop ternyata bentuk bakunya adalah setop.

Kedua, kemampuan menulis kalimat baku adalah sebuah keterampilan tertinggi dalam menulis (kalimat) yang di dalamnya memadukan pengetahuan tentang struktur kalimat, bentukan kata, makna kata, dan ejaan. Sebetulnya, di kalangan akademik, berdasarkan pada buku yang diterbitkan, dikenal juga istilah kalimat efektif. Saya pribadi menganggap istilah kalimat efektif lebih tepat dibandingkan dengan kalimat baku mengingat belum ada kajian secara khusus tentang kalimat baku.
Kalimat baku tidak berarti kalimat itu harus panjang. Sebuah kalimat pendek pun bisa disebut kalimat baku jika memenuhi kriteria. Kalimat di bawah ini:

(1) Kakak pergi.

Kalimat (1) di atas sangat pendek, tetapi sangat baku.

(2) Dari data yang ada menunjukkan bahwa kenaikan BBM itu cukup memberatkan rakyat kecil.

Kalimat (2) di atas cukup panjang, tetapi tidak baku disebabkan kalimat tersebut tidak memiliki subjek. Bagian Dari data yang ada bukan subjek, tetapi keterangan.

Jadi, panjang atau pendek sebuah kalimat bukan ukuran menentukan kebakuannya.

Ketiga, dalam menulis fiksi, terutama pada bagian dialog, sangatlah sulit mempertahankan kebakuan kalimat. Dialog sering tampil dalam bentuk kalimat minor atau kalimat elips, yaitu kalimat-kalimat pendek yang bisa saja terdiri atas sebuah kata sehingga tidak hadir subjek-predikatnya.

(3) “Pergi!”

Kalimat (3) adalah kalimat minor, di mana dalam kalimat itu hanya terdapat predikatnya. Kalimat itu tentu saja sangat-sangat boleh dipakai dalam dialog sebuah cerita fiksi.

Keempat, selain soal struktur, kalimat baku berkaitan pula dengan kehematan dan kelogisan. Kehematan berarti dalam satu kalimat tersebut tidak terdapat dua atau lebih kata yang mengandung makna yang sama. Adapun kelogisan dimaknai bahwa kalimat itu harus menyampaikan sesuatu yang masuk akal.

(4) Para hadirin saling dorong-mendorong .

Kalimat (4) adalah kalimat yang tidak hemat sebab pada kalimat itu kita dapati penggabungan para dan hadirin yang jelas menunjukkan kejamakan, lalu kita temukan juga bentuk saling dengan dorong-mendorong yang bermakna ‘berbalasan’.

(5) Bagi yang membawa handphone harap dimatikan!

Kalimat (5) adalah kalimat yang tidak logis–meskipun sangat komunikatif–sebab menyuruh membunuh orang yang membawa handphone. Mungkin seharusnya

(6) Yang membawa handphone harap mematikan handphone-nya.

Kelima, sekali lagi jika Anda penulis fiksi janganlah Anda memikirkan kalimat Anda harus baku. Tulislah apa yang ingin Anda ceritakan tanpa ragu sedikit pun, biarkan saja soal struktur, tata bahasa, bahkan ejaan untuk sementara waktu. Setelah selesai, barulah Anda lakukan pengeditan. Ragu soal pengeditannya, ayo kita diskusi dan sama-sama belajar.

Suatu hal yang paling mudah dilakukan ketika menulis adalah menuliskan tentang diri sendiri atau pengalaman pribadi. Beberapa teman saya mungkin akan memandang bahwa saya terlalu melankolis ketika menuliskan beberapa kisah sedih dalam beberapa catatan, tetapi bukankah itu sebuah bentuk kreatifitas?   Saya bahkan tidak pernah berpikir sebelumnya akan menampilkan tulisan saya untuk dibaca publik, tetapi ketika tulisan-tulisan itu dibaca maka saya merasakan kelegaan.

Menulis mungkin suatu sarana yang tepat untuk pengungkapan perasaan, atau saya pernah menyebutnya sebagai “selemah-lemahnya usaha untuk membuang masalah”.   Yang terjadi kemudian adalah bahwa secara tidak sadar saya telah menggunakan kaidah Bahasa Indonesia baku dalam tulisan-tulisan tersebut. Saya merubah kata ganti orang pertama dengan sebutan “saya” bukan “aku” dalam tulisan-tulisan tersebut, saya hanya berusaha untuk lebih sopan.

Saya tidak berpikir terlalu banyak ketika ada beberapa teman yang mengatakan bahwa saya berbicara (melalui tulisan-tulisan itu) dengan terlalu baku, terlalu formal, sesuai EYD atau apapun, mungkin menurut mereka seharusnya saya menggunakan kata-kata gaul atau apapun itu istilahnya. Tetapi, bagi saya semua itu saya lakukan agar sopan dalam mengungkapkan sesuatu.

Lalu apakah penggunaan Bahasa Indonesia baku hanya untuk menuliskan tentang catatan-catatan seperti itu atau semacamnya? Bagaimana mungkin saya menggunakan bahasa ‘alay’ dalam menuliskan hal-hal tersebut, karena jelas saya tidak mempunyai kosakata yang cukup untuk memahaminya.

Saya berusaha merangkai kalimat-kalimat dengan seksama agar mereka mampu menangkap maksud seperti yang saya harapkan, namun sejauh apapun ekspektasi saya agar mereka mampu menangkap maksud yang saya harapkan terkadang pada kenyataannya tidak semua orang mengerti dengan apa yang saya harapkan.

Bahwa ‘bahasa’ yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (Effendy,2004:11).   Bahasa ‘alay’ , bahasa ‘gaul’ atau bahasa tidak baku mungkin telah menggerus atau menyingkirkan penggunaan bahasa Indonesia baku oleh remaja dan anak muda, namun apakah mereka juga akan tetap memakai bahasa yang tidak baku itu dalam tugas-tugas kuliahnya?  Jika mereka terbiasa menuliskan kata-kata baku dalam tugas kuliahnya seharusnya mereka tidak perlu heran mengapa saya selalu menggunakan kata-kata baku dalam tulisan-tulisan atau percakapan-percakapan tersebut.

Di bawah ini saya berhasil mengumpulkan beberapa kata, kalimat atau istilah dalam Bahasa Indonesia, yang sering ditulis maupun dibaca dengan salah oleh teman-teman kompasianer. Kiranya bermanfaat dan sebisa mungkin saya selalu memperbarui atau menambah.

baku
tak baku


(di)proklamasi(kan)
(di)proklamir(kan)
acuh (peduli)
tak acuh
Agustus
Augustus
aktif
aktiv
aktivis
aktifis
aktivitas
aktifitas
analisis
analisa
anarkis (pelaku tindakan anarki), anarki (kekacauan)
anarkistis
anarkistis (bersifat anarki)

Anda (sealu diawali huruf kapital)
anda
antar~
antar ~
antarbangsa (internasional)
antar bangsa
antardaerah
antar daerah
antarkota
antar kota
antarkota antarpropinsi
antar kota antar propinsi (AKAP)
antarnegara
antar negara
antarpropinsi
antar propinsi
anti~ (antikorupsi)
anti ~ (anti korupsi)
antre
antri
apotek
apotik

DAFTAR PUSAKA :
1.http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/09/27/sedikit-mengupas-kalimat baku-595577.html.
2. http://bahasa.kompasiana.com/2012/01/31/yang-baku-dan-tak-baku-434966.html
3.  http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/05/saya-menggunakan-bahasa-baku-491111.html














































Jumat, 04 Oktober 2013

PENTINGNYA BERBAHASA YANG BAIK DAN BENAR DALAM DUNIA SISTEM INFORMASI

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri .

Jenis ragam bahasa
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
  • Ragam bahasa undang-undang
  • Ragam bahasa jurnalistik
  • Ragam bahasa ilmiah
  • Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:

    Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian.

Ciri-ciri ragam lisan :
1    -  Memerlukan orang kedua/teman bicara;
2    -  Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
      -  Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
            - Berlangsung cepat;
            -  Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
            - Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
             -Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Contoh Ragam lisan antara lain meliputi:
    • Ragam bahasa cakapan
    • Ragam bahasa pidato
    • Ragam bahasa kuliah
    • Ragam bahasa panggung
·         Ragam tulis adalah Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.

·         Ciri Ragam Bahasa Tulis :
·         1     - Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
·         2     - Tidak terikat ruang dan waktu
·         3.    - Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
·         4.    -  Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
·          Ragam tulis yang antara lain meliputi:
    • Ragam bahasa teknis
    • Ragam bahasa undang-undang
    • Ragam bahasa catatan
    • Ragam bahasa surat
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
  • Ragam bahasa resmi
  • Ragam bahasa akrab
  • Ragam bahasa agak resmi
  • Ragam bahasa santai
  • dan sebagainya

KESALAHAN-KESALAHAN BAHASA
Kerancuan (Kontaminasi)
Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh:
1. “untuk sementara waktu” mestinya “untuk sementara” atau “untuk beberapa waktu” .
2. “sementara orang” mestinya “beberapa orang”
3. “selain daripada itu” mestinya “selain itu” atau “lain daripada itu”;
4. “dan lain sebagainya” mestinya “dan lain-lain” atau “dan sebagainya”;
5. “berhubung karena” mestinya “berhubung dengan” atau “karena”;
6. “demi untuk” mestinya “demi” saja atau “untuk” saja;
Pentingnya Menggunakan Bahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi.
Bahasa sebagai Alat Komunikasi. Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi kita tidak mengerti apa yang kita sampaikan. Maka dari itu Menggunakan bahasa yang baik sangat penting Karena dari tata cara bahasa seseorang kita dapat menilai kecerdasan orang tersebut.

 Apabila bahasa yang digunakan baik dan benar maka bagi pendengar  tentunya lebih mudah dipahami. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita.
 Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Karena fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan informasi ke pada orang lain agar orang yang kita beri informasi tersebut mengerti dan paham.
Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan
Kemudian  dalam era tahun ini yang semakin lama teknologi semakin canggih sangat di butuhkan untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam dunia sistem infromasi agar tidak  terjadi kesalahan dalam menerima sebuah informasi.
 
SUMBER :http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa